Memasuki Dunia yang Lebih Gelap
Setelah melangkah melalui pintu kecil yang kutemui di dunia cermin, aku merasa seolah-olah aku terjebak dalam kegelapan yang lebih pekat, lebih mematikan. Dunia ini berbeda. Tidak ada lagi lorong-lorong yang familiar, tidak ada lagi cermin yang menampilkan bayanganku yang menakutkan. Yang ada hanyalah ruang kosong yang dipenuhi kabut hitam, yang seolah menyelimuti seluruh kesadaranku.
Aku merasa seperti aku sedang berada di tempat yang lebih mengerikan, lebih terisolasi, dan lebih berbahaya daripada dunia yang pernah kutinggalkan. Kabut itu menelan setiap jejak yang aku tinggalkan. Setiap kali aku berusaha melangkah, kabut itu menambah berat di dadaku, seolah menekan segala harapan yang masih ada.
Namun, di balik kabut, aku bisa melihat sebuah cahaya yang memancar samar, menarikku untuk mendekat. Aku tahu, itu mungkin jalan keluar yang aku cari. Tetapi, ketika aku mendekat, cahaya itu justru terlihat semakin redup, seperti ada sesuatu yang berusaha menghalangi aku untuk mencapainya.
Entitas yang Menguasai Dunia Ini
Saat aku terus berjalan menuju cahaya itu, suara berat menggelegar di udara, seakan mengguncang seluruh dunia di sekelilingku. “Kamu tidak akan bisa keluar.” Suara itu datang dari arah yang tidak bisa aku tentukan, tetapi terasa begitu dekat. Aku menoleh, hanya untuk menemukan bayanganku—bayangan yang semakin mengerikan dan penuh dengan kebencian—berdiri tepat di belakangku.
Bayanganku itu mengangkat tangan dan mulai menggerakkan tubuhku tanpa kendali. Ia memaksa aku berputar, membuatku merasakan sakit yang menyiksa, seperti tubuhku terbelah menjadi dua. Aku berteriak, tetapi suara itu hanya terhenti di tenggorokan, tertelan oleh kabut.
“Aku yang akan menguasai dunia ini, Rani. Bukan kamu,” kata bayanganku dengan suara yang tidak lagi memiliki kemanusiaan. Ia berbicara seolah-olah dirinya adalah entitas yang lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih berbahaya. Aku hanya salah satu dari banyak korban yang terperangkap dalam cermin ini.
Bayanganku lalu mendorongku ke tanah, dan aku terjatuh dalam kegelapan. Tubuhku merasa seperti dihancurkan oleh kekuatan yang tidak terlihat, namun aku masih bisa merasakan sensasi tarikan aneh di dalam diriku—sebuah kekuatan yang mencoba menarik jiwaku ke dalam bayangannya.
Konfrontasi dengan Bayanganku
Aku tahu aku harus melawan. Tidak ada jalan lain. Jika aku tidak bisa menghentikan bayanganku sekarang, aku akan terperangkap selamanya dalam dunia ini. Aku berjuang untuk bangkit, mencoba menepis tangan bayanganku yang seakan tidak pernah lepas. Kekuatan yang dimilikinya sangat besar, tetapi aku sadar bahwa aku harus melawan dengan segala yang ada di dalam diriku.
Dengan segenap tenaga, aku berteriak, berusaha membebaskan diri. Aku melawan bayanganku, yang kini lebih kuat dari sebelumnya. Keringat dingin mengucur di dahiku, dan setiap otot tubuhku terasa terbakar karena usaha yang sia-sia.
Namun, pada titik terendah, aku ingat sesuatu yang penting—kekuatan untuk keluar berasal dari dalam diriku sendiri. Aku tidak hanya terperangkap dalam dunia ini karena cermin, tetapi karena ketakutanku yang memegang kendali. Aku harus melepaskan rasa takut itu.
Dengan berusaha keras, aku menyatukan kekuatan dalam diriku. Aku menatap bayanganku yang semakin gelap dan menghadapinya dengan keberanian yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku berteriak, memusatkan seluruh pikiranku pada satu tujuan: keluar dari dunia ini.
Bayanganku sejenak terhenti, terlihat terkejut dengan perubahan sikapku. Namun, itu hanya sebentar. Dalam sekejap, aku merasakan bahwa bayanganku mulai melemah. Kekuatan itu mulai meredup, dan bayanganku mulai menghilang.
Pintu yang Terbuka
Di tengah kegelapan yang semakin pekat, tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul di depanku, jauh lebih terang dari sebelumnya. Aku tahu, itu adalah pintu yang akhirnya akan membawaku keluar.
Dengan hati-hati, aku melangkah maju, meninggalkan bayanganku yang sekarang hanya bayangan lemah di belakang. Ketika aku melewati cahaya itu, aku merasa tubuhku terhisap sekali lagi, tetapi kali ini rasanya jauh lebih ringan. Aku tidak terjebak lagi.
Begitu aku melangkah keluar dari cahaya itu, aku kembali merasakan udara segar—udara dunia nyata yang penuh dengan kehidupan. Aku tahu, aku akhirnya berhasil keluar dari dunia cermin.
Namun, meskipun aku telah bebas, aku tidak bisa melupakan pengalaman ini. Dunia cermin tetap mengintai, dan aku tahu, di balik setiap cermin, ada entitas yang menunggu untuk menarik orang lain masuk. Aku hanya bisa berharap, aku tidak akan pernah kembali ke tempat itu lagi.
Penutup: Kebebasan yang Berharga
Aku akhirnya kembali ke dunia nyata, tetapi perasaan bahwa ada sesuatu yang mengawasi tetap menghantuiku. Bayanganku, meskipun sudah menghilang, masih ada di dalam pikiranku, seperti bayangan yang tak pernah benar-benar pergi.
Apakah dunia cermin itu benar-benar telah berakhir? Ataukah hanya menunggu kesempatan untuk mengembalikanku ke sana? Aku tidak tahu, tetapi satu hal yang pasti—aku tidak akan pernah melihat cermin dengan cara yang sama lagi.
Baca juga Artikel Cerita Horor lainnya