Setelah Aku Masuk ke Cermin, Aku Tak Bisa Kembali (Part 3)

Setelah Aku Masuk ke Cermin, Aku Tak Bisa Kembali (Part 3) post thumbnail image

Cermin yang Menutup Segalanya

Aku telah terjebak cukup lama di dunia ini—dunia yang terlihat seperti rumah nenekku, namun terasa begitu asing. Selama ini, aku berusaha mencari jalan keluar, tapi semakin lama aku semakin merasa terperangkap dalam jaring kegelapan yang terus meluas.

Setiap kali aku berlari mencari jalan keluar, aku hanya berputar-putar, berkeliling di lorong yang sama. Tidak ada pintu yang bisa membawaku keluar, tidak ada cahaya yang bisa membimbingku ke arah yang benar. Bahkan suara-suara dari dunia nyata—suara nenek, suara angin yang menembus jendela rumah—semua hilang. Aku hanya bisa mendengar langkah-langkah berat dari makhluk tanpa wajah yang mengawasi setiap gerakanku.

Dunia ini… bukan sekadar tempat yang terhenti, ini adalah penjara.


Bayangan yang Mengikuti

Aku mulai merasakan sesuatu yang semakin mengerikan. Aku bisa merasakan kehadiran bayanganku sendiri, yang tidak lagi hanya berdiri di cermin. Bayangan itu mulai bergerak, mulai mengikuti langkahku dengan gerakan yang semakin menyerupai diriku—tapi lebih mengerikan. Ia tidak hanya meniru gerakan, ia memiliki kehendak sendiri, dan terkadang aku merasa ia ingin mengambil alih tubuhku.

Satu malam, aku terbangun dengan rasa dingin yang menusuk. Aku mendapati bayanganku berdiri di ujung tempat tidurku, menatapku dengan tatapan kosong yang membuat darahku membeku.

Tanpa berkata apa-apa, ia hanya tersenyum. Namun senyumnya terasa sangat kosong, seperti senyum orang yang sudah tidak lagi hidup.

Aku berlari keluar kamar, mencoba mencari jalan keluar. Namun setiap kali aku melihat ke cermin, bayanganku akan ada di sana—mencatatkan langkah-langkahku, mengingat setiap gerakan yang kulakukan. Seolah-olah ia semakin dekat untuk menggantikan aku.


Mencari Petunjuk di Dunia yang Terlupakan

Aku tahu bahwa satu-satunya cara untuk keluar dari dunia ini adalah dengan menemukan pusat dari semuanya, tempat dimana semuanya bermula. Cermin itu.

Aku kembali ke kamar yang pertama kali kutemui. Cermin besar itu, yang pernah membawaku ke dunia ini. Ketika aku mendekatinya, aku merasa tubuhku bergetar. Aku menyentuh permukaan cermin itu lagi, berharap ada sesuatu yang bisa membawaku kembali.

Namun, kali ini, aku merasakan tarikan yang jauh lebih kuat, lebih dari sebelumnya. Cermin itu tidak hanya menghisapku, tetapi juga menarik seluruh tubuhku ke dalamnya. Aku tidak bisa bergerak. Segala sesuatu terasa semakin gelap.

Tiba-tiba, aku mendengar suara yang familiar—suara yang tidak asing bagiku. Itu suara nenekku.

“Rani, kamu masih di sini?”

Aku menoleh dan melihat nenek berdiri di depan cermin, tetapi wajahnya berbeda. Wajah nenek tampak pucat dan kosong, tanpa ekspresi. Ia hanya menatapku dengan pandangan hampa.

“Kamu tidak bisa keluar. Kamu harus tinggal di sini.” Suara nenek itu terdengar lembut, namun sangat tegas.

Aku berteriak, memanggil nenek dengan suara penuh ketakutan, tetapi nenek itu tidak menjawab. Ia hanya berdiri di sana, semakin menghilang ke dalam bayangan yang mulai menyelimuti ruangan.


Pertarungan untuk Bertahan

Aku tidak bisa tinggal di sini. Aku tahu jika aku tidak segera keluar, aku akan menjadi seperti mereka—makhluk tanpa wajah yang hilang selamanya.

Aku mencoba berlari, berteriak, meronta-ronta, mencari cara untuk membuka cermin itu, mencari celah untuk melarikan diri. Namun setiap kali aku berusaha melarikan diri, bayanganku akan menghentikanku, memegang tanganku, dan menarikku kembali ke dunia cermin.

Aku tidak tahu berapa lama aku bisa bertahan. Tapi aku tahu satu hal: jika aku tidak berhenti berusaha, aku akan hilang selamanya.

Apakah ini adalah takdirku? Apakah aku akan menjadi bagian dari dunia ini—terperangkap di dalam cermin untuk selamanya?

Aku tidak bisa menyerah. Aku harus menemukan jalan keluar. Aku harus bertahan.


Penutup: Mencari Jalan Keluar

Cermin ini lebih dari sekadar benda. Ia adalah pintu yang menghubungkan dunia kita dengan dunia lain—dunia yang penuh dengan kegelapan, di mana semua yang masuk terjebak selamanya. Dan sekarang, aku tahu bahwa aku harus bertarung untuk menemukan jalan keluar, atau aku akan terkurung di sini bersama bayanganku yang semakin mendekat.

Aku akan mencari cara, sampai aku menemukan celah itu, sampai aku menemukan satu pintu yang akan membawa aku kembali ke dunia nyata.

Baca juga Artikel Cerita Horror lainnya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post