Setelah Aku Masuk ke Cermin, Aku Tak Bisa Kembali (Part 2)

Setelah Aku Masuk ke Cermin, Aku Tak Bisa Kembali (Part 2) post thumbnail image

Aku sudah cukup lama terjebak di dunia ini. Waktu rasanya tidak ada artinya di sini, hanya terasa kosong, seperti lingkaran yang terus berputar tanpa tujuan. Namun, semakin aku berdiam di dunia cermin ini, semakin aku menyadari bahwa ini bukan sekadar kecelakaan—ada sesuatu yang lebih besar sedang mengendalikan semuanya.


Berusaha Melarikan Diri

Aku tidak bisa tinggal diam dan membiarkan bayanganku menggantikan diriku di dunia nyata. Aku harus keluar. Aku harus kembali.

Malam itu, aku memutuskan untuk mencari jalan keluar sekali lagi. Di dunia nyata, cermin itu sudah tidak ada, tetapi di dunia ini, semua tampak sama. Semuanya, kecuali aku.

Aku berlari melewati lorong-lorong yang terasa semakin gelap. Setiap cermin yang kutemui hanya memantulkan dunia ini—dunia yang tidak akan pernah bisa kulihat kembali jika aku tidak menemukan cara untuk keluar.

Aku mencoba berteriak, memanggil nenek atau bayanganku yang palsu, berharap mereka bisa mendengar atau melihatku. Tetapi semua itu sia-sia. Tidak ada yang menjawab. Tidak ada yang mendengar.


Hantu-Hantu Tanpa Wajah

Di lorong, aku bertemu dengan lebih banyak makhluk tanpa wajah—seperti mereka yang pernah aku lihat sebelumnya. Mereka bergerak tanpa suara, bergerak cepat, dengan mata kosong yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Mereka seolah tahu siapa aku, dan meskipun tidak berbicara, aku bisa merasakan mereka mengawasi setiap gerakanku.

Suatu ketika, salah satu dari mereka mendekat dan menatapku dengan intens. Aku ingin lari, tapi tubuhku terasa kaku. Ia tidak berbicara, hanya menunjuk ke arah sebuah pintu yang tertutup. Sepertinya ia mencoba memberi petunjuk. Pintu itu terlihat berbeda dari yang lain, seolah memanggilku.

Dengan hati-hati, aku mendekatinya.


Pintu yang Aneh

Pintu itu tidak seperti yang lain. Begitu aku menyentuh pegangan pintu itu, aku merasakan sensasi dingin yang menusuk kulit, berbeda dari dunia ini yang sudah terasa begitu mati. Pintu itu tidak memantulkan apapun, hanya kegelapan di baliknya.

Aku merasa takut, tetapi rasa penasaran lebih besar. Apakah ini jalan keluar?

Aku menarik pintu itu dengan perlahan. Ketika aku masuk, aku merasa seperti tubuhku ditarik oleh kekuatan yang tak terlihat. Seketika, aku tersedot masuk ke dalam ruangan kosong—sebuah ruang yang sangat gelap, tidak ada dinding, hanya kegelapan yang menyesakkan.

Di tengah ruangan itu, ada sebuah cermin besar, lebih besar dari yang pernah kulihat sebelumnya. Cermin itu tampak tidak mengandung bayangan apapun—hanya ruang kosong.

Aku mendekat. Bayanganku sendiri mulai terlihat di dalamnya. Tapi ada sesuatu yang aneh: bayanganku berdiri terbalik, memandangku dengan tatapan yang jauh lebih kosong dan mengerikan.


Kebenaran yang Terungkap

Aku merasa tubuhku terhisap oleh cermin itu, seolah bayanganku ingin keluar dan menggantikan posisiku. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Tiba-tiba, aku mendengar suara bergema di dalam ruang kosong itu. “Kamu tidak bisa kembali.”
Itu suara yang familiar—suara yang pernah aku dengar saat pertama kali memasuki dunia ini.
Bayanganku yang asli.

Aku teringat kata-kata itu. Cermin ini bukan hanya tempat untuk menggantikan identitas. Ia adalah tempat untuk mengunci jiwa. Semua yang terjebak di dunia ini akan terus menjadi bayangan, menggantikan orang-orang di dunia nyata. Dunia ini sudah mengambilku, dan aku tidak akan pernah kembali.

Aku berdiri di depan cermin, melihat bayanganku yang semakin jelas. Namun, kali ini aku tahu satu hal—selama cermin itu ada, aku akan terjebak di sini selamanya.

Aku berbalik, mencoba menemukan pintu itu lagi. Tetapi semakin lama aku mencari, semakin gelap dunia ini. Semuanya terasa semakin jauh dari harapan.


Penantian Tanpa Akhir

Aku tahu sekarang. Cermin ini bukan hanya alat penghubung dunia. Ia adalah penjara bagi jiwa yang terlupakan. Dan yang lebih mengerikan adalah kenyataan bahwa ada lebih banyak orang yang terjebak di sini—makhluk tanpa wajah itu, mereka semua adalah korban yang sudah lama hilang.

Aku berlari ke arah pintu, merasa semakin terjepit oleh ruang yang semakin mengecil. Apa yang harus kulakukan untuk bebas dari dunia ini? Apakah aku bisa melarikan diri sebelum bayanganku menguasai tempat ini?

Aku hanya bisa berharap, mungkin… ada satu jalan keluar yang belum kutemukan. Dan mungkin, aku harus berhadapan dengan bayanganku sendiri untuk bisa kembali ke dunia nyata.

Baca juga Artikel Cerita Horror lainnya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post