Ruang Praktek Dokter Gigi yang Hilang Tiga Pasien Tiap Tahun

Ruang Praktek Dokter Gigi yang Hilang Tiga Pasien Tiap Tahun post thumbnail image

Mencekam Sejak Malam Pertama

Pertama-tama, ruang praktek dokter gigi itu tampak biasa: kursi berlengan, lampu sorot, dan deretan instrumen steril. Namun, segera setelah pasien pertama masuk, ketegangan merayap. Selain itu, koridor klinik begitu sunyi—setiap jejak kaki bergema panjang seolah mengundang bayangan. Oleh karena itu, cerita tentang hilangnya tiga pasien tiap tahun mulai beredar, menimbulkan desas-desus mengerikan di antara staf medis dan penduduk sekitar.

Kedatangan Pasien Pertama

Kemudian, di suatu pagi yang cerah, seorang ibu muda dengan putrinya memasuki ruang tunggu. Selanjutnya, mereka dipanggil untuk konsultasi gigi berlubang kecil. Meskipun demikian, setelah suara bor berdengung kurang dari lima menit, hanya terdengar teriakan putus asa. Ketika pintu dibuka kembali, kursi kosong—sementara pasien dan ibu sama sekali tak terlihat. Lebih lanjut lagi, hanya sebuah cap putih dari sarung tangan tergeletak di lantai.

Suara Bor di Tengah Malam

Selanjutnya, staf jaga malam melaporkan mendengar suara bor berputar keras pada pukul dua dini hari. Sementara itu, ruang praktek yang seharusnya terkunci rapat justru lampunya menyala sendiri. Meskipun pintu ruang penuh kunci, suara dentingan logam menggema lama. Oleh karena itu, keamanan diperketat, namun tidak ada jejak orang di dalam—hanya bunyi mesin gigi yang terus berdengung seolah tak kenal henti.

Hilangnya Nyawa Pertama

Lebih jauh lagi, kasus pertama terjadi pada tahun lalu: seorang karyawan kantoran rutin kontrol karang gigi. Sebab-sebab resmi menyebut serangan jantung mendadak, tetapi keluarga menuntut penjelasan. Namun, otopsi tidak menemukan penyakit jantung—melainkan tanda lebam di leher dalam, yang tak masuk akal muncul selama prosedur gigi. Dengan demikian, ruang praktek dokter gigi kian disebut sarang misteri mematikan.

Saksi Mata yang Tertegun

Saat itu juga, seorang asisten muda menatap horror ketika melihat sosok bayangan memutih melintas di ujung mata. Selain itu, ia mendengar desahan panjang di belakang kursi pasien—padahal ruangan kosong. Lebih lanjut lagi, jarum suntik terhisap keluar sendiri dari ampul, meneteskan cairan kental berwarna hitam. Oleh karena itu, trauma membuatnya keluar ambulan, meninggalkan catatan resign mendadak.

Penyelidikan Internal yang Dihentikan

Di sisi lain, manajemen klinik sempat memanggil konsultan forensik dan paranormal. Namun demikian, ketakutan meluas ketika catatan rekaman CCTV hilang aneh—setiap malam rekaman pukul 00.00–03.00 tiba-tiba korup. Oleh karena itu, pihak berwenang menutup kasus sebagai kerusakan teknologi, meski rumor tentang ruang praktek dokter gigi berhantu tak pernah padam.

Lukisan Tersenyum Mematikan

Kemudian, di ruang tunggu, tergantung lukisan wajah senyum wanita tua. Selanjutnya, staf sering tertegun karena bibir lukisan itu tampak melebar sendiri—mengiringi bisikan “datang kembali”. Meskipun demikian, ketika dicermati lebih saksama, mata wanita dalam lukisan itu beralih menatap setiap orang yang masuk. Dengan begitu, nuansa menakutkan menyelimuti sebelum mereka bahkan menginjakkan kaki di ruang praktek.

Malam yang Memekakkan Hati

Lebih lanjut lagi, suatu malam, seorang dokter gigi senior mengaduh sakit kepala luar biasa—diselingi pendarahan hidung tiba-tiba. Sementara itu, ketika ia masuk ke ruang praktek, kursi pasien bergerak sendiri, perlahan membalikkan posisi menghadap pintu. Pada saat itulah, bayangan siluet tubuh manusia terkunci di balik lampu sorot, tanpa wajah, menatap kosong ke arahnya.

Lorong Bawah Tanah Terlarang

Selanjutnya, di bawah lantai ruang praktek terdapat pintu besi terkunci. Dengan kunci cadangan, manajemen membuka dan menemukan lorong sempit berdebu. Bahkan, dinding dipenuhi ukiran nama-nama pasien yang hilang. Oleh karena itu, jelas bahwa ruang praktek dokter gigi menyimpan rahasia kelam—bukan sekadar klinik gigi, melainkan pintu menuju kengerian bawah tanah.

Pengakuan Dokter Tua

Tidak lama kemudian, dokter pendiri klinik, Paman Hadi, mengaku melihat sosok bayi tercabut gigi taring di lorong bawah tanah. Ia menulis dalam buku hariannya bahwa roh pasien tercekat di gusi—tertanam oleh bor berkecepatan tinggi. Namun demikian, sebelum ia sempat melapor, buku harian itu lenyap bersama pak Hadi, yang juga dinyatakan hilang pada tahun berikutnya.

Puncak Teror: Tiga Nyawa pada Malam Sama

Pada malam tragis ketiga, tiga pasien masuk bergantian tanpa jeda. Sementara itu, suara gemeretak, ketukan, dan tangisan menembus dinding. Ketika lampu darurat menyala, tiga kursi pasien berdiri kosong, dan tiga jasad pasien terbaring di lorong—dengan mulut terbuka dan gigi terlepas berhamburan di sekitarnya. Akibatnya, semua staf histeris, dan pintu klinik dikunci untuk selamanya.

Pelarian di Tengah Kegelapan

Dalam kepanikan, satu-satunya staf yang selamat—perawat Lina—lari keluar menembus pintu darurat. Namun, di koridor luar, gaung tawa seram mengekorinya. Wajah-wajah pasien yang hilang muncul di setiap jendela ruangan, menatap sambil mengibas-ngibaskan tangan kerangka. Oleh karena itu, Lina terpaksa melompat dari lantai dua, meninggalkan karier dan kesehatan mentalnya.

Epilog: Legenda yang Terus Hidup

Akhirnya, ruang praktek dokter gigi itu ditutup, digembok, dan dibiarkan bersarang debu. Namun, penduduk sekitar masih mendengar suara bor berdengung pada pukul dua dini hari, disertai jejak gigi di tangga klinik. Bahkan, beberapa anak berani mengintip lewat celah pintu dan melihat bola mata terbelalak di dalam kegelapan. Meskipun klinik resmi tiada, misteri tiga pasien yang hilang tiap tahun tetap menghantui.

Olahraga : Renang Artistik Indonesia Curi Perhatian ASEAN Games

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post