“Apa yang dibuka, tak selalu bisa ditutup kembali.”
Sudah dua bulan kami tinggal di rumah ini. Aku dan istriku senang karena tempatnya luas, udaranya tenang, dan letaknya tidak jauh dari kantor. Kami tidak terlalu peduli ketika pemilik rumah bilang, “Rumah ini lama kosong. Keluarga sebelumnya pindah mendadak.”
Kami justru senang, karena biaya sewanya sangat murah.
Tapi kebahagiaan kami perlahan berubah menjadi ketakutan. Dan semuanya dimulai… dari pintu depan.
Suara Pintu yang Tak Pernah Aku Buka
Awalnya hanya terdengar seperti pintu mengayun. Pelan, seperti dorongan angin.
Istriku sering bertanya, “Kamu tadi keluar rumah jam 3 pagi ya?”
Aku jawab tidak. Tapi dia bersikeras, sempat melihat bayangan orang keluar dari pintu depan.
Aku pikir dia mimpi. Tapi kejadian itu terus berulang. Dan akhirnya, aku mulai memperhatikan jam. Selalu jam 3 pagi.
Jejak yang Tidak Masuk Akal
Suatu pagi, saat akan membuka pintu untuk pergi kerja, aku melihat sesuatu yang membuatku terdiam.
Ada bekas telapak kaki di depan pintu. Kecil. Seperti milik wanita tua. Basah, padahal lantai kering. Jejak itu tidak berasal dari luar, tapi dari dalam rumah ke luar.
Kami mencoba merekam lewat kamera ponsel—dan itulah awal kami melihatnya.
Video yang Tak Ingin Kami Putar Lagi
Dalam video itu, tepat jam 03.00, pintu depan kami terbuka perlahan.
Tidak ada angin. Tidak ada orang.
Tapi setelah 4 detik, muncul sosok wanita berjubah putih berjalan keluar. Wajahnya tidak jelas, seperti kabut. Namun pergerakannya sangat nyata.
Yang membuat kami benar-benar ketakutan adalah:
Kami tidak mengenali rumah itu dalam video.
Wallpaper dindingnya berbeda. Sofa berubah warna. Dan… ada kursi tua di dekat pintu, yang tidak pernah kami miliki.
Seolah kami melihat masa lalu rumah ini melalui kamera.
Misteri di Balik Lemari Tua
Kami mulai mencari tahu tentang rumah ini. Saat membersihkan salah satu lemari lama yang tidak pernah kami buka, aku menemukan foto usang:
Seorang nenek dan seorang anak laki-laki kecil. Di balik foto itu tertulis:
“Ibu akan menunggumu di sini. Di depan pintu. Seperti janji kita.”
Aku langsung merinding. Karena itulah sosok yang terekam di kamera.
Dan yang lebih mengerikan, anak kecil di foto itu… wajahnya sangat mirip denganku.
Deja Vu yang Membingungkan
Setiap malam kami mulai merasa seperti terjebak dalam pola. Jam 3 pagi, pintu depan terbuka, suara tangis, dan kadang kursi kayu itu muncul di lorong padahal kami tidak memilikinya.
Seolah rumah ini memutar ulang kenangannya sendiri.
Dan kami cuma penonton.
Sampai akhirnya, suatu malam, aku mendengar suara dari arah pintu:
“Kamu pulang?”
Dan itu… suara ibuku. Tapi ibuku sudah meninggal lima tahun lalu.
Akhir yang Belum Usai
Kami pindah seminggu setelah kejadian itu.
Tapi sejak kami pergi, ada satu hal aneh: setiap malam jam 3 pagi, pintu depan rumah baru kami terbuka sendiri. Padahal rumah ini bukan rumah yang lama.
Atau jangan-jangan… dia tidak menunggu di rumah itu. Dia menunggu padaku.
baca juga artikel lainnya Persugihan gunung kemukus