Mobil Tua Misterius yang Selalu Muncul di Tikungan Tajam

Mobil Tua Misterius yang Selalu Muncul di Tikungan Tajam post thumbnail image

Malam Sepi di Jalan Terpencil

Malam itu, angin dingin mengibas helm Arman saat ia menelusuri jalan berliku menuju desa terpencil. Kisah tentang mobil tua yang muncul tiba-tiba di tikungan tajam berhembus di antara penduduk setempat, namun Arman tak mempercayainya—sampai ia menyalakan lampu jarak jauh dan melihat sosok kabur di aspal. Suara mesin tua berdengung dalam kesunyian, menyatu dengan detak jantungnya yang berdegup kencang. Arman menahan rem tangan, matanya terpaku pada mobil tua hitam pudar yang seketika menghilang saat jarak mereka menyempit.

Penampakan di Tikungan

Arman memutuskan melaju perlahan, menurunkan jendelanya. Hembusan kabut menutupi jalan, tetapi ia yakin melihat lampu depan mobil tua itu sekilas. Tanpa peringatan, lampu itu mati, lalu menyala kembali begitu saja, menyorot wajah berkeringat Arman. Kejanggalan bertambah saat mobil tua tak berbunyi klakson, hanya desah mesin remuk. “Mungkin remnya blong,” gumam Arman, meski nalar sulit menerima keanehan itu. mobil tua itu menepi ke bahu jalan, menutup jalan menuju desa, lalu seolah menghilang tersedak kabut.

Bayangan di Kursi Penumpang

Arman berpikir untuk memacu motor agar menjauh, tetapi ketika ia menoleh ke kaca spion, duduklah sosok terbungkus jas hujan lusuh di kursi penumpang. Tanpa wajah yang jelas, hanya kerlip mata yang memantulkan lampu kota terjauh. Arman menahan napas, pandangannya terkunci pada retakan kaca yang tiba-tiba memanjang, seolah tangan gaib menekannya dari luar. “Hei!” teriak Arman, namun suaranya tercekat di tenggorokan. Ketika ia berani menoleh lagi, kursi penumpang kosong—hanya jaket lusuh tersampir menunggu.

Suara Mesin yang Menangis

Mesin motor Arman tiba-tiba mati. Dalam diam pekat, terdengar deru lembut—deru yang bukan berasal dari motornya. Itu adalah tangisan logam, suara mobil tua yang meratap seperti jiwa tersiksa. Arman menendang pedal starter berulang kali, namun tak ada percikan. Lampu depan motor berkedip perlahan hingga padam. Kegelapan menelannya. Hanya suara napasnya yang bergema, dan di kejauhan, lampu redup mobil tua yang merangkak pelan mendekat.

Jejak Ban di Aspal Basah

Saat hujan gerimis mulai turun, ban motor Arman menjejak genangan air. Ia menatap ke aspal—di sana terbentang jejak ban mobil tua, dua garis paralel yang muncul tiba-tiba dan terus memanjang menuju tikungan tajam berikutnya. Arman memeriksa spion: kosong. Jejak itu menuntunnya ke sudut jalan, di mana pepohonan merangsek ke badan aspal. Arman berdiri di tengah hujan, merasakan sorotan lampu samar berkelebat di antara ranting, seakan mobil tua menunggu.

Surat Tua di Bangku Terabaikan

Di dekat tikungan, ia menemukan bangku kayu tua—tempat istirahat warga. Di atasnya tergeletak selembar surat kuning, tulisan tangan miring menguraikan peringatan:

“Jangan tertinggal di tikungan ini, atau kau akan jadi bayangan berikutnya.”
Surat itu diakhiri tanda tangan samar: sebuah inisial “M.T.” Arman merasakan darahnya merinding. Inisial itu mengingatkannya pada legenda lama tentang sopir misterius yang tewas kecelakaan bertahun-tahun lalu. Ia teringat cerita penduduk bahwa jiwa sopir itu, dengan mobil tua bangkainya, terus mencari korban baru.

Teror di Dalam Kabin

Dorongan rasa ingin tahu memaksa Arman mendekati tepi tikungan. Kabut menipis, memperlihatkan mobil tua berkarat, lampu rem menyala redup. Pintu pengemudi terbuka sedikit, menimbulkan derit mengerikan. Arman meraih gagang pintu, tangannya gemetar. Saat dia menariknya, pintu terbuka lebar—tapi kursi pengemudi kosong. Pemandangan kabin hanya tumpukan jas hujan lusuh dan setir terbungkus sarang laba-laba. Tiba-tiba, jok belakang bergerak, menyingkap sosok bertubuh kurus, rambut basah menutupi wajah pucatnya. Arman terpaku, tak sanggup berteriak.

Tikungan tanpa Balas

Dengan segenap tenaga, Arman berbalik dan berlari, tapi lumpur di bahu jalan menahan kakinya. Dari balik kaca depan, terdengar suara deru mesin menggila—mobil tua menancap gas, menabrak pembatas jalan, lalu menabrak Arman. Tubuhnya terlempar, pingsan. Saat ia tersadar, ia mendapati diri terbaring di pinggir jalan. Hujan semakin deras. Tidak ada mobil tua di depannya, hanya jejak ban yang memudar ke arah gelap.

Warna Merah di Aspal Basah

Keesokan paginya, polisi menemukan jasad Arman di tikungan yang sama, tanpa satu pun luka terbuka—hanya bercak darah kering di helmnya. Tidak ada mobil tua misterius, hanya bangkai tua sopir kecelakaan dulu, yang entah bagaimana kembali menemukan jalannya. Warga menghapus jejak ban tiap pagi, berharap melepaskan diri dari kutukan. Namun, setiap malam berkabut, di tikungan tajam itu, lampu mobil tua akan kembali menyala, siap memanggil korban baru ke dalam terornya.

Otomotif : Cara Merawat Motor Listrik agar Tetap Awet

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post