Makhluk Halus Mengambil Nyawa di Tengah Sungai Ciliwung

Makhluk Halus Mengambil Nyawa di Tengah Sungai Ciliwung post thumbnail image

Arus Gelap di Balik Riak Sungai Ciliwung

Malam di sekitar Sungai Ciliwung selalu membawa hawa aneh. Udara lembap bercampur bau lumpur, dan suara gemericik air yang tenang terasa seperti bisikan yang hidup. Banyak warga yang tinggal di bantaran sungai itu percaya, ada sesuatu yang tak kasatmata menunggu di balik riak airnya—makhluk halus yang telah lama bersemayam di sana.

Suatu malam, kisah ini dimulai ketika seorang pemuda bernama Rendi, pengemudi ojek online yang sedang mencari jalan pintas, memutuskan melewati jembatan kecil di dekat sungai itu. Ia tahu rute itu sepi dan jarang dilewati, namun malam itu entah kenapa, GPS-nya terus mengarah ke jalan di tepi sungai.

Ketika motor melintas di atas jembatan, angin tiba-tiba berhenti. Tak ada suara serangga, tak ada percikan air, hanya keheningan pekat. Rendi menoleh ke arah sungai, dan sesaat ia merasa melihat bayangan seseorang berdiri di tengah arus air yang berputar. Bayangan itu tidak bergerak, tapi matanya terasa diawasi.


Bisikan dari Arus Malam

Rendi mencoba menepis rasa takutnya dan melanjutkan perjalanan. Namun, semakin jauh ia mengendarai, semakin jelas suara yang mengikutinya. Bisikan lembut terdengar di telinganya, seolah berasal dari arah sungai.

“Balik ke sini… airnya menunggumu…”

Ia berhenti mendadak. Suara itu tidak berasal dari pikirannya—ia yakin. Rendi menengok ke arah sungai lagi, dan kali ini ia melihat seorang perempuan berambut panjang, basah kuyup, dengan kain putih menempel di tubuhnya. Wajahnya pucat seperti kain kafan yang baru dijemur.

Rendi sontak berteriak dan menyalakan motornya, melaju secepat mungkin. Namun, dalam kaca spionnya, ia masih melihat sosok itu berdiri di atas air, semakin dekat, menatapnya tajam. Ketika ia berusaha memutar gas lebih kuat, motor tiba-tiba mati begitu saja.

Dari arah belakang, terdengar langkah kaki menjejak aspal basah, perlahan namun pasti.


Kisah Lama dari Sungai yang Mengambil Nyawa

Sungai Ciliwung bukan sekadar aliran air yang melintas di tengah kota Jakarta. Bagi sebagian orang tua di sekitar daerah Manggarai dan Condet, sungai ini dianggap berpenghuni. Konon, pada masa lalu, banyak korban jiwa tenggelam di sungai itu tanpa alasan jelas. Tubuh mereka sering ditemukan di tepi sungai dengan ekspresi ketakutan dan luka misterius.

Menurut cerita turun-temurun, di salah satu tikungan Ciliwung terdapat pusaran air yang disebut sebagai gerbang roh. Tempat itu diyakini menjadi jalan bagi makhluk halus untuk keluar dan menarik jiwa manusia yang dianggap mengganggu wilayah mereka.

Ada kisah tentang seorang penarik perahu yang melihat bayangan tangan muncul dari dalam air, menarik kaki penumpangnya tanpa sempat diselamatkan. Bahkan beberapa warga mengaku mendengar suara orang memanggil dari bawah air pada malam hari.

Bagi masyarakat sekitar, larangan untuk melintas di jembatan atau pinggiran sungai saat tengah malam bukan sekadar mitos—itu adalah bentuk penghormatan pada penunggu sungai yang diyakini masih lapar akan nyawa manusia.


Pertemuan Kedua dengan Makhluk Halus

Beberapa hari setelah kejadian di jembatan itu, Rendi mulai sering mimpi buruk. Dalam mimpinya, ia selalu melihat sosok perempuan yang sama. Rambutnya menjuntai menutupi wajah, dan dari sela-selanya tampak senyum aneh—bukan senyum manusia, melainkan sesuatu yang menggoda dan jahat.

Di malam keempat, mimpi itu berubah menjadi nyata. Rendi terbangun karena mendengar suara air mengalir di kamarnya. Ia menyalakan lampu, dan lantai kamarnya benar-benar basah, seolah air mengalir dari arah jendela. Saat ia menatap keluar, sungai Ciliwung terlihat mengalir deras, padahal rumahnya cukup jauh dari tepi air.

Tiba-tiba, wajah pucat itu muncul di balik kaca jendela. Senyum lebar menyeringai, dan dari matanya meneteskan air sungai yang berwarna hitam pekat.

“Kau sudah kupanggil…” suara itu bergema dari seluruh arah.

Rendi menjerit, mencoba berlari keluar, tapi pintu tidak bisa dibuka. Air terus naik, menenggelamkan kakinya, lalu lututnya. Ia berteriak memanggil ibunya, tapi tak ada jawaban. Saat air mencapai dadanya, ia melihat tangan putih pucat muncul dari air, menarik tubuhnya ke bawah lantai.

Keesokan harinya, tetangga menemukannya tak sadarkan diri di depan rumah. Tubuhnya basah kuyup, tapi anehnya, tidak ada tanda-tanda banjir di sekitar rumah itu.


Ritual di Tepi Sungai

Setelah kejadian itu, keluarganya membawa Rendi ke seorang dukun tua di Condet. Dukun itu dikenal mampu melihat makhluk halus sungai. Setelah mendengar kisahnya, dukun hanya berkata pelan, “Dia sudah menandai anak itu.”

Dukun kemudian mengajak keluarga Rendi ke tepi Ciliwung untuk melakukan ritual. Mereka membawa bunga tujuh rupa, air kembang, dan ayam hitam sebagai persembahan. Malam itu, angin dingin berhembus kencang, dan dari arah sungai terdengar suara tawa panjang yang membuat bulu kuduk meremang.

Ketika dukun memercikkan air kembang ke sungai, air tiba-tiba berputar, membentuk pusaran kecil. Dari tengah pusaran itu, muncul tangan pucat yang mencoba meraih tepi ember persembahan. Rendi pingsan seketika.

Dukun tua berteriak agar semua orang mundur. Ia membacakan mantra dan menaburkan garam ke arah air. Suara tawa berhenti, dan pusaran itu perlahan menghilang. Namun dukun hanya berkata lirih, “Dia belum pergi. Hanya menunggu waktu.”


Kematian di Bawah Jembatan

Beberapa minggu setelah ritual, warga digegerkan oleh penemuan mayat seorang pemuda di bawah jembatan yang sama tempat Rendi melihat sosok perempuan itu. Tubuhnya ditemukan dalam posisi seperti berlutut, wajahnya menengadah, dengan mata terbuka lebar menatap langit. Anehnya, tidak ada tanda-tanda kekerasan, namun bibirnya seperti sedang tersenyum.

Polisi menyatakan korban meninggal karena tenggelam. Tapi warga percaya itu ulah makhluk halus Sungai Ciliwung yang masih menuntut jiwa.

Rendi yang masih hidup menjadi semakin ketakutan. Ia sering mendengar suara air menetes di telinganya saat tidur, atau melihat bayangan hitam di cermin. Kadang, di malam hujan, ia mencium bau amis air sungai yang muncul entah dari mana.

Suatu malam, ia tak tahan lagi dan memutuskan untuk pergi dari rumah. Namun langkahnya berhenti di jembatan itu lagi. Kali ini, air sungai tampak lebih tenang. Ia menatapnya lama, lalu tiba-tiba seperti terhipnotis, berjalan ke arah tepian.

Beberapa jam kemudian, seorang pemulung menemukan helm dan jaketnya di dekat jembatan. Tak ada jejak tubuhnya hingga hari ini.


Sungai yang Tidak Pernah Tidur

Hingga kini, warga sekitar Sungai Ciliwung masih menceritakan kisah tentang makhluk halus yang mengambil nyawa di sungai itu. Mereka percaya, arwah perempuan berambut panjang yang menampakkan diri pada Rendi adalah korban masa lalu—mungkin seseorang yang tenggelam dan tidak pernah ditemukan. Arwahnya kini menjadi penjaga yang menuntut korban baru agar tidak kesepian di bawah sana.

Beberapa malam, terutama saat bulan purnama, warga mendengar suara tawa perempuan bercampur gemericik air. Kadang, dari kejauhan tampak siluet sosok putih melayang di atas permukaan sungai, menghilang perlahan di balik kabut.

Sungai Ciliwung tetap mengalir, tapi bagi mereka yang percaya, arusnya membawa lebih dari sekadar air. Ia menyimpan jiwa-jiwa yang tertelan, dan makhluk halus yang selalu menunggu pengganti.

Teknologi & Digital : Pemerintah Kembangkan Smart City di 100 Kota Baru

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post