Cahaya Meredup di Ujung Koridor
Pada malam kelam itu, lorong rumah sakit tampak sunyi, kecuali lampu emergency yang berkelip tak beraturan. Namun tiba-tiba, layar monitor merekam kilatan bayangan, seolah ada yang melintas cepat di ujung koridor. Selain itu, suara dentuman pintu besi yang terinjak terdengar bergema, padahal pintu akses utama terkunci rapat. Oleh karena itu, siapa pun yang menonton rekaman itu akan merasakan jantungnya berdegup kencang—sebab malam itu, kamera pengintai kalah jauh oleh kengerian yang terungkap.
Rekaman Pertama: Gerakan di Belakang Lensa
Kemudian, pada timestamp 02:13, kamera malam yang sudah usang menangkap sosok tinggi, berbalut bayangan pekat, berdiri di balik kaca ruang perawatan. Lalu, cahaya infrared menyorot tubuhnya—tapi wajahnya kabur, seolah tercampur kabut pekat. Selain itu, suara bisikan tertangkap samar: “Tolong aku…” Bisikan itu bergema beberapa kali, membuat udara di ruang kontrol terasa semakin dingin. Bahkan tombol rewind pun tidak merespons saat petugas mencoba memutar ulang kejadian.
Suasana Mencekam di Lorong Utama
Lebih jauh, kamera berpindah menyorot lorong utama—lensa menampilkan lantai dingin berlapis noda rembesan cairan tak dikenal. Sementara itu, plang tanda panah yang mengarah ke ruang operasi bergerak sendiri, berputar perlahan hingga menunjuk ke arah pintu darurat. Detik berikutnya, lampu di ujung lorong padam seluruhnya, meninggalkan frame hitam gulita kecuali kilatan sesaat berupa sosok perempuan berkain putih kusam. Lalu layar sempat berkedip merah sebelum kembali normal, seolah system reset mengikuti kehadirannya.
Kebingungan Petugas Malam
Namun, ketika petugas jaga datang memeriksa lokasi fisik, lorong itu kosong melompong. Tidak ada noda darah, tidak ada bekas guratan kain putih, hanya tangga darurat yang berderit lembut saat angin malam menyusup lewat ventilasi. Selain itu, layar CCTV menunjukkan jarak tempuh yang tidak konsisten—kamera kedua melaporkan sosok tersebut sudah berpindah ke ujung lorong lain hanya dalam hitungan detik. Dengan demikian, jelas ada sesuatu yang menyoraki dan mengejar kejelasan di antara kerlip lampu emergency.
Jejak Kaki Tanpa Tubuh
Selanjutnya, kamera ketiga, yang menghadap ke kamar isolasi, menangkap rekaman mengejutkan: jejak kaki basah terpantul cahaya infrared, berjalan meninggalkan bekas di lantai keramik. Namun ketika petugas masuk ke kamar, tidak ada satu pun jejak kaki yang nyata; lantai kering sepenuhnya kecuali genangan air kecil di sudut. Lebih aneh lagi, pada monitor terlihat bayangan sosok itu menunduk, seolah menulis sesuatu dengan jari-jari panjangnya ke debu. Sementara kamera gagal menangkap tulisan tersebut, bisikan tawa halus terdengar sebelum rekaman terhenti.
Kilas Balik di Ruang Arsip Pasien
Kemudian, kamera malam yang rusak di ruang arsip pasien menampilkan tumpukan berkas yang tergeletak berserakan. Sesosok tangan pucat muncul dari balik rak, meraih salah satu map berlumuran noda kecokelatan. Lalu tangan itu menggoyang map hingga berkas-berkasnya jatuh, menimbulkan bunyi gemerisik menyerupai jeritan panjang. Selain itu, monitor menampilkan teks di sudut: “Kembalikan aku…”—padahal teks itu tidak pernah ada di dalam rekaman aslinya.
Puncak Teror di Ujung Koridor
Kemudian, kamera utama kembali menunjukkan lorong yang kini dipenuhi kabut tipis. Di tengah kabut, sosok besar itu berdiri mematung, tangannya terulur menggapai kamera. Lensa meneteskan butir-butir uap lembap, lalu berganti ke angle samping yang menangkap bayangan sosok melintas di belakang petugas jaga. Teriakan petugas terpotong—speaker merekam alpanya napas, lalu teriakan histeris yang langsung memekakkan telinga sebelum terjadi blackout total.
Epilog: Warisan Gelap dalam Rekaman
Akhirnya, semua kamera mati bersamaan. Ketika listrik kembali menyala, monitor menampilkan layar biru kosong. Bulan pun meredup di balik awan, meninggalkan rumah sakit dalam kesunyian menyesakkan. Namun rekaman malam itu tetap bertahan—barang siapa menontonnya akan merasakan detak jantung menggema dan bayangan lorong rumah sakit mengejarnya dalam mimpi. Begitulah kisah kelam terungkap hanya dari kamera yang rusak, membuktikan bahwa kengerian tak selalu perlu bukti nyata—karena kegelapan seringkali cukup tangkap sendiri.
Kesehatan dan Gaya Hidup : Tips Penyembuhan Mencegah Asam Urat Sejak Usia Muda