Laci Tersegel di Studio Musik yang Terlupakan dan Kelam

Laci Tersegel di Studio Musik yang Terlupakan dan Kelam post thumbnail image

Kedigdayaan yang Terlupakan

Pada malam pertama memasuki ruang rekaman usang, laci tersegel di studio musik itu langsung menarik perhatian Jaya. Selain itu, pintu kayu yang lapuk berderit perlahan ketika ia mendorongnya, sehingga hawa dingin merayap. Meskipun lampu neon remang meneteskan bunyi getar, Jaya tetap melangkah mantap. Namun, ia tak menyadari bahwa di balik ambisi merekam nada baru, sebuah rahasia kelam menunggunya.

Penemuan Laci Tersegel

Kemudian, saat membersihkan meja mixing, Jaya menemukan sebuah laci logam yang terkunci rapat. Padahal, ia tahu baik-baik bahwa tidak ada kunci yang tersisa. Selanjutnya, rasa penasaran menyergapnya. Dengan paksa, ia memanfaatkan obeng untuk membuka gembok karatan—seraya terus berbisik, “Apa yang tersembunyi di balik sana?” Akhirnya, satu ketukan terakhir, dan tutup laci terangkat dengan suara berdecit tinggi, menandai awal petaka.

Bisikan dari Kegelapan

Setelah membuka, Jaya terkejut: di dalamnya hanya terdapat rekaman kaset bertuliskan “03.03”. Namun, saat ia memasang kaset itu ke tape recorder, tiba-tiba terdengar bisikan halus, seolah ribuan suara bergema: “Tolong… lepaskan aku…” Sementara itu, lampu studio berkedip tak menentu dan suhu ruangan turun drastis. Meskipun Jaya menyentuh perekam itu dengan gemetar, ia tak bisa menahan diri untuk tidak memutar ulang suara misterius tersebut.

Rekaman Pertama dan Bayangan

Kemudian, pada pukul 03.03 dini hari, kamera pengawas menangkap bayangan gelap melintas di belakang konsol mixing. Terlebih lagi, sesosok tinggi tanpa wajah berdiri di sudut ruangan—lalu menghilang dalam sekejap. Selain itu, suara tawa renyah yang menakutkan muncul sebelum semua lampu padam total. Akhirnya, Jaya hanya mendengar gemerincing logam, seolah sesuatu merangkak di lantai beton.

Mencari Asal Usul Kaset

Selanjutnya, Jaya mencoba menelusuri asal kaset. Kemudian, ia mendatangi toko musik tua di sudut kota. Namun, pemiliknya menolak memeriksa tanpa alasan jelas. Bahkan ketika Jaya memaksa, mata si pemilik berubah kosong, dan bisikan halus kembali terngiang di telinganya: “Jangan buka… jangan dengar…” Walaupun terkejut, Jaya tak mundur, karena keyakinannya bahwa laci tersegel di studio musik itu menyimpan kunci teror nyata.

Teror yang Membuncah

Beberapa malam kemudian, gangguan sudah tak tertahankan. Selain suara dentingan piano yang dimainkan sendiri, ia mendengar langkah sepatu hak tinggi menapak—padahal studio itu sunyi. Saat Jaya menoleh, sosok perempuan berpakaian vintage berdiri menatapnya dingin. Suara rekaman “03.03” terus memutar otomatis, meski tape recorder mati. Bahkan, dinding berembun menuliskan kata “HEPIMP” (nama si pemilik sebelumnya) seakan terseret kuku halus.

Puncak Malam Kesurupan

Akhirnya, pada malam ketujuh, Jaya memutuskan memutus listrik studio—dalam harapan menghentikan semua mukjizat kelam. Namun, kegelapan justru menebal. Tanpa disangka, sosok di kaset muncul nyata: makhluk tinggi mungkur dengan mata merah membara, merangkak dari dalam laci. Selain itu, sesosok kedua melayang di atas mixer, tertawa sumbang. Meskipun Jaya lari, langkahnya tersendat oleh tali kabel yang mencengkram pergelangan kakinya.

Pelarian yang Sia-sia

Kemudian, Jaya berusaha melepaskan diri, namun pintu terkunci rapat sendiri. Ia menendang jendela, berharap bisa lompat. Sementara itu, makhluk-makhluk itu mengejar dengan kecepatan tidak manusiawi. Akhirnya, saat lengan makhluk menyentuh punggungnya, Jaya merasakan dingin menusuk. Sesaat kemudian, teriakan melengking memenuhi ruangan, sebelum semuanya sunyi.

Jejak Terakhir

Keesokan harinya, studio musik itu ditemukan kosong oleh tim teknisi. Hanya satu kaset berlabel “03.03” yang tergeletak terbuka di lantai. Dalam kegelapan rekaman yang tercatat, terdengar suara Jaya bergumam: “Maafkan aku…” sebelum suara gemeretak keras memutus segala. Kini, setiap kali malam tiba, siapapun yang berani mendekati studio itu dapat mendengar bisikan dari balik laci tersegel di studio musik—masih menunggu korban berikutnya.

Otomotif : Modifikasi Yamaha Mio Sekencang Ninja RR, Ini Rahasianya!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post