Iklan Lowongan Kerja yang Membawa ke Rumah Tak Ada Jalan

Iklan Lowongan Kerja yang Membawa ke Rumah Tak Ada Jalan post thumbnail image

Pada suatu sore, iklan lowongan kerja membawa ke rumah terpampang di papan buletin kampus, menjanjikan gaji besar dan fasilitas lengkap. Pertama-tama, aku membacanya dengan antusias, lalu mencatat alamat rumah yang tertera: jalan sepi di ujung desa. Meskipun demikian, deskripsi pucuk panggilan itu terasa terlalu muluk untuk ditolak.

Perjalanan Menuju Lokasi

Selanjutnya, aku berangkat dengan sepeda motor, menembus jalan setapak yang semakin menyempit. Bahkan saat matahari hampir tenggelam, lampu motor redup, menciptakan bayangan menari di antara pepohonan. Oleh karena itu, aku terpaksa menepi untuk menyalakan ulang lampu, namun hawa sekitar semakin mencekam.

Tiba di Rumah Tanpa Jalan

Akhirnya, aku sampai di rumah—sebuah bangunan tua tergeletak di tengah ladang terbengkalai. Namun demikian, jalan pulang lenyap seolah ditelan kabut. Bahkan setelah aku putar motor, rute kembali hilang, meninggalkanku di hadapan rumah mengerikan itu.

Penyambutan oleh Bayangan

Kemudian, pintu rumah terbuka pelan, mengeluarkan suara decitan panjang. Seorang pria kurus berjubah hitam menyambutku di pintu, wajahnya tertutup tudung. Meskipun aku ragu, ia mengajakku masuk dengan senyum dingin yang menusuk tulang.

Lorong yang Semakin Gelap

Selanjutnya, koridor rumah itu berpola labirin: setiap belokan tak kunjung membawa ke ruang penerima tamu. Bahkan cat merah di dinding tampak menetes meniru darah. Selain itu, lampu gantung bergoyang tanpa angin, menambah teror setiap langkah yang kutapaki.

Perubahan Realitas

Kemudian, aku menyadari waktu berjalan mundur. Jam dinding berputar terbalik, dan suara detak jarum terbalik menggema seperti gema kematian. Oleh karena itu, aku berlari menuju pintu utama, namun justru terjerembab ke ruang bawah tanah.

Puncak Kengerian

Di ruang bawah tanah, tubuh-tubuh tak bernyawa terbaring berjejer, masing-masing mengenakan seragam kerja yang sama. Meskipun napasku tercekat, aku melihat tulisan di dinding: “Selamat datang di pekerja abadi.” Saat itulah, iklan lowongan kerja membawa ke rumah terungkap sebagai jebakan arwah haus jiwa.

Pelarian Mustahil

Akhirnya, aku menanjak tangga menuju cahaya redup layar lampu darurat. Namun mampir di pintu terdepan, terdengar tawa serak bergema, menahan setiap dorongan untuk menerobos keluar. Ketika tangan menyentuh gagang pintu, bayangan panjang menjerat pergelangan, menarikku kembali.

Sesaat sebelum kehilangan kesadaran, aku menyadari satu hal: alamat di iklan palsu itu selalu berubah, menuntunku ke rumah-rumah terkutuk yang menunggu korban berikutnya. Kini, di setiap papan buletin, iklan lowongan kerja membawa ke rumah muncul kembali, menantang siapa pun yang berani melamar.

Gaya Hidup : Di Balik Layar: Gaya Hidup Mewah Orang Terkaya Dunia

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post